Dahulu kala tersebutlah seorang laki-laki yang gemar mengagung-agungkan diri dan kemampuannya. Ia selalu berkata bahwa pencapaian hebat yang dilakukan semuanya berasal dari curahan keringatnya sendiri, bahwa ia jadi hebat adalah atas upayanya sendiri mengukir prestasi tidak ada satu orangpun yang berjasa lebih atasnya. Ia lupa bahwa ketika ia sibuk bekerja disana terdapat sesosok wanita hebat pendamping hidupnya, Ia yang dengan senang hati memberikan secangkir kopi hangat disaat kita terlalu letih untuk membuatnya. Ada sedikit senyuman yang menenangkan hati menyambut disaat kita pulang dengan beban pekerjaan sehari-hari sehingga senyuman itu yang memberikan seteguk semangat bak kesejukan hujan setelah panas terik. Wanita hebat itu yang selalu ada mendengarkan setiap kata saat kita mengeluh karena rutinitas yang menekan dan tidak ada yang mau mendengarkan ego anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar